« Indonesia and People: From Modern Day KNIL Soldier to Ayam & Bule | Main | My Dearest Friends... I Love You! »
Thursday
Sep222005

Sehari (pura-pura) Jadi Suster

308422-177283-thumbnail.jpgIni semua berawal dari ditunjuknya saya sebagai first-aider di kantor. Kemudian beberapa minggu setelah itu ada sedikit insiden yaitu seorang kolega yang jarinya luka karena tergores oleh pecahan gelas. Saya yang semestinya bertindak sebagai "suster kantor" hanya bisa melongo dan panik nggak keruan karena banyaknya darah yang muncrat dari jarinya. Oalah, pasti ini karena jarinya yang besar sehingga darahnya bisa keluar begitu banyak (kebetulan yang luka adalah seorang ekspatriat), pikir saya waktu itu. Ternyata, saya tahu belakangan kalau si bapak ekspat itu harus dijahit 3 jahitan karena lukanya menembus arteri makanya darahnya muncrat. Waduh!

Kontan saja saya berkoar-koar kepada team saya bahwa saya perlu di-training untuk menjadi first aider. Mungkin saya juga lagi cari pembenaran bahwa ketidakfungsian saya sebagai suster karena belum dikasih pelatihan, hehehe. Beruntungnya saya adalah, perusahaan tempat saya bekerja sangat conscious masalah safety, jadilah training itu cepat terlaksana.

Mulanya saya kira training ini cuma untuk persyaratan aja, ternyata ini training serius! Dari latihan cara memberi CPR ala Baywatch (tapi modelnya boneka kok!), membalut luka ala PMR, sampai -ini yang paling ngeri- cara meng-handle luka bakar dan luka tertikam pisau plus gambar-gambar presentasinya yang full darah dan kulit-kulit terkelupas. hiiii!!! Ngomong-ngomong, saya dapat pelajaran baru, bahwa kalau orang perutnya tertusuk pisau, jangan dicabut yaah, biarkan aja pisaunya nancep trus langsung dibawa ke rumah sakit. Nnah, yang kaya gini saya baru tau!

Saya baru sadar, ternyata saya termasuk orang yang kesereman ngeliat darah. Walaupun di akhir training ada tes lulus2an dan ternyata saya lulus dengan nilai gemilang, tapi saya yakin seyakin-yakinnya kalau kejadian itu beneran, pasti saya udah pingsan duluan ngeliat darah. Saya lebih memilih jadi suster seksi aja deh, yang pura-pura nyuntik pasien trus genit-genitan. Kalau jadi suster beneran, saya mundur duluan ya, bapak-bapak ibu-ibu. Untungnya profesi saya bukanlah dokter atau suster. To all doctors and nurses outhere.... salam hormat dari saya! Respect! :)

PrintView Printer Friendly Version

Reader Comments (1)

PERTAMAAAX
December 19, 2006 | Unregistered Commenterhanindyo

PostPost a New Comment

Enter your information below to add a new comment.

My response is on my own website »
Author Email (optional):
Author URL (optional):
Post:
 
All HTML will be escaped. Hyperlinks will be created for URLs automatically.